Wanita

Pentingnya Deteksi Dini Pengapuran Plasenta dalam Kehamilan

Pengapuran plasenta adalah salah satu kondisi medis yang dapat mempengaruhi kehamilan seorang wanita. Kondisi ini juga memiliki potensi untuk menjadi masalah serius jika tidak dideteksi dan ditangani dengan cepat.

Melansir dari Jurnal National Institutes of Health, pengapuran plasenta adalah hasil dari proses penuaan alami plasenta yang disebabkan oleh penumpukan dan terjadi endapan kalsium yang ada di dalamnya.

Plasenta akan mengalami maturasi seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya mencapai tahap pengapuran.

Namun, perlu diingat bahwa pengapuran yang terjadi sebelum mencapai minggu ke-37 kehamilan dapat menyebabkan komplikasi berisiko tinggi dan dapat mengganggu aliran darah serta nutrisi yang diperlukan oleh janin.

Oleh karena itu, pemantauan kehamilan yang cermat dan pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting. Ketika pengapuran terdeteksi pada tahap awal, tindakan medis dapat diambil segera mungkin untuk mencegah komplikasi lebih serius.

Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan yang sesuai, kita dapat memastikan bahwa setiap kehamilan berlangsung dengan aman dan sehat.

Agar lebih memahaminya, berikut dijelaskan seputar pengapuran plasenta, lengkap dengan gejala, penyebab, dan cara menghilangkannya. Yuk, simak simak sampai akhir ya!

Apa itu Pengapuran Plasenta?

Pengapuran plasenta adalah penumpukan kadar kalsium yang terjadi di dalam jaringan plasenta, membuatnya mengeras secara bertahap. Ini menjadi bagian dari proses alami penuaan plasenta selama kehamilan.

Kondisi ini dianggap tak membahayakan sebab sering terjadi pada ibu hamil menjelang persalinan. Selama kehamilan, plasenta memiliki peran penting dalam menyediakan oksigen dan nutrisi kepada janin yang sedang berkembang dalam rahim ibu.

Plasenta juga berfungsi sebagai pelindung, menjaga janin dari paparan virus atau bakteri yang dapat membahayakan kesehatannya.

Kesehatan plasenta memiliki dampak besar pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Apabila terjadi gangguan pada plasenta selama kehamilan dapat berpotensi merugikan perkembangan janin dan ibu hamil.

Oleh karena itu, memahami pengapuran plasenta dan menjaga kesehatan plasenta menjadi faktor penting pada masa kehamilan.

Gejala Pengapuran Plasenta

pengapuran plasenta

Kondisi ini dapat dianggap sebagai salah satu komplikasi yang terjadi selama kehamilan. Biasanya, gejalanya dapat dikenali melalui munculnya bintik-bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga ke permukaan.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat membantu mengidentifikasi bintik tersebut. Ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil, di antaranya:

  • Pendarahan yang signifikan atau postpartum hemorrhage ketika usia kehamilan 32 minggu atau kurang.
  • Kontraksi rahim yang tidak normal.
  • Risiko abruptio plasenta, yaitu lepasnya plasenta sebelum waktunya.
  • Seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
  • Kemungkinan preeklampsia.
  • Kondisi kehamilan berisiko, seperti tekanan darah tinggi, serta nyeri di perut atau punggung bagian bawah.
  • Pertumbuhan perut yang tidak sesuai dengan perkembangan normalnya.

Penyebab Pengapuran Plasenta

Terjadinya pengapuran pada kaum hawa sekitar antara 3,8 hingga 23,7%. Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah kemungkinan yang menjadi faktor pemicunya, seperti:

  • Merokok selama kehamilan.
  • Hipertensi yang berkaitan dengan kehamilan.
  • Plasenta terlepas dari dinding rahim.
  • Keberadaan bakteri tertentu dalam plasenta.
  • Faktor-faktor lingkungan seperti paparan radiasi atau suara dengan frekuensi rendah.
  • Reaksi terhadap penggunaan obat antasida atau konsumsi suplemen vitamin dalam jumlah berlebihan, terutama kalsium.
  • Stres selama periode prenatal.
  • Makanan yang mengandung kalsium tinggi.

Cara Menghilangkan Pengapuran Plasenta

pengapuran plasenta

Mencegah dan menghilangkan kejadian seperti ini merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi calon Ibu.

Berikut ini, tips yang bisa diterapkan:

  • Jika usia kehamilan kamu sudah melebihi 37 minggu, tidak perlu khawatir.
  • Pastikan untuk memenuhi kebutuhan harian akan kalsium sesuai rekomendasi. Kamu dapat memperoleh asupan kalsium ini dari makanan, jadi selain mengandalkan suplemen, perhatikan juga diet kamu.
  • Risiko pengapuran dapat meningkat jika kamu memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes. Biasanya, gejala diabetes pada wanita usia muda dewasa, dan hamil harus diatasi segera. Disarankan juga menjaga gaya hidup yang sehat adalah kunci untuk mencegah kedua kondisi tersebut.
  • Hindari merokok dan paparan asap rokok pasif, karena hal ini dapat meningkatkan risiko pengapuran.
  • Menerapkan pola makan sehat yang kaya akan antioksidan juga dapat mengurangi risiko pengembangan kalsifikasi plasenta prematur.

Risiko Komplikasi Pengapuran Plasenta

Komplikasi ini bisa sangat beragam, dan risikonya tergantung pada apakah pengapuran pada plasenta terjadi pada awal kehamilan atau di trimester ketiga, seperti:

1. Usia Kehamilan 28-35 Minggu

Ketika pengapuran terjadi pada awal kehamilan, kondisi ini dapat dianggap sebagai pengapuran prematur dini. Jika terjadi pada usia 32 minggu, risiko komplikasi seperti solusio plasenta, perdarahan saat persalinan, dan kelahiran bayi prematur dapat meningkat.

2. Usia Kehamilan 36 Minggu

Jika pengapuran terjadi pada usia kehamilan ini, resiko peningkatan tekanan darah pada ibu hamil dapat terjadi. Selain itu, ada kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah.

3. Usia Kehamilan 37-42 Minggu

Risiko kelebihan berat badan saat hamil juga dapat mempengaruhi plasenta. Pada usia kehamilan ini, pengapuran masih dapat terjadi. Dampaknya dapat bervariasi tergantung pada seberapa dini kondisi ini terjadi dan terdeteksi, tingkat keparahan, kondisi kehamilan secara keseluruhan, dan penanganan yang diberikan oleh dokter kandungan.

Untuk itu, penting bagi semua calon ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan mengikuti anjuran dari dokter kandungan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk pemantauan plasenta janin.

Demikian penjelasan tentang pengapuran plasenta, lengkap dengan gejala, penyebab, dan cara menghilangkannya. Dengan tindakan yang tepat, setiap kehamilan dapat berlangsung dengan aman. Semoga bermanfaat!

Bagikan Halaman ini